Selasa, 24 Mei 2011

HOLA

HOLA!

setelah seabad akhirnya mood untuk menulis blog ini kembali juga. beberapa kali saya membuka blog saya ini dengan niat mengupdate sesuatu-apapun-yang bisa saya bagi, tapi hasilnya selalu nihil. dan akhirnyaa... rabu tanggal 25 may 2011, di hari autumn yang super dingin saya memutuskan untuk mengetik sesuatu disini :D *prok prok prok*

sooo... mau mulai dari mana?

ada banyak-sekali lagi-banyaaaaaak hal yang sudah terjadi sejak terakhir kali saya mengepost sesatu di blog ini, salah satunya yah, sekarang saya sudah tidak berada di negeri tercinta Indonesia lagi, hehe.. iya, sejak akhir januari tahun ini saya resmi 'pindah' ke Sydney, Australia, untuk melanjutkan studi saya..
dan kesan saya tentang Sydney? well, hhm, well.. haha bener-bener ngga tau pengen ngomong apa! ah, yang pasti Sydney ini bersih dan teratur dan aman (juga banyak makanan Indonesianya!) :)

i was really really excited when i first came to this country.. secara ini mimpi saya sejak lama, tiap hari bisa praktekin bahasa inggris yang dulunya cuma dipraktekin dikelas bahasa inggris, hidup di kotanya yang artistik nan modern dan melihat budaya orang disini yang saya yakin bedaaaa banget dengan budaya kita di Indonesia sana.. apalagi saya dari dulu punya cita-cita pengen nikah sama bule! hahaha *saya tidak malu mengakuinya :P

mungkin memang ada beberapa hal yang 'sedikit' tidak sesuai dengan perkiraan dan mengusik pikiran saya, tapi yaah... sudah bisa ada di negeri ini dan bersekolah disini saja saya harusnya bersyukur, jadi pikiran-pikiran itu berusaha saya singkirkan. jadi saya memutuskan blog ini sebagai salah satu sarana penyingkiran pikiran-pikiran saya itu :)

saya beri judul blog ini : annie vs sydney (sorry judulnya ngga bisa bagusan dikit, hehe)

pertama-tama mari kita mulai dari latar belakang. saya orang Indonesia yang berasal dari keluarga yang sangat Indonesia, pola pikir saya pun tipikal orang Indonesia (whatever you guys think it is), seumur hidup saya habiskan di Indonesia dan teman-teman saya semuanya orang indonesia. jadi waktu mulai bergaul dengan orang-orang disini saya tahu saya tidak bisa memaksakan 'pola pikir Indonesia' saya itu disini, but sometimes i just can't help it...

terutama tentang satu hal: kepercayaan. kembali lagi karena saya tipikal orang Indonesia, saya terbiasa hidup di tengah-tengah orang yang memiliki kepercayaan (apapun kepercayaannya), dan begitu saya sampai disini, saya bertemu dengan orang-orang yang saya tahu keberadaannya sangat berdeda dengan di Indonesia.

sebut saja mereka dengan sebutan 'orang-orang yang hidup untuk hari ini'.

and at the time, saya sempat mengalami apa yang biasa orang sebut 'culture shock', terlalu banyak hal baru (termasuk hal-hal yang agak susah diterima oleh sudut pandang saya) yang harus saya cerna dan itu sedikit overwhelming.

lalu ada gaya hidup yang di Indonesia terbilang taboo tapi disini dijalani dengan normal dan harus kita hormati. hal-hal seperti ini sudah saya ketahui sejak lama, bukan hal yang sama sekali asing. tapi kembali lagi, mengalami dan mendengar itu dua hal yang sangat sangat berbeda.

rasanya seperti memakan sejenis sayuran yang tidak pernah kita makan tapi sudah berkali-kali kita lihat ditelevisi (and fyi, saya ngga suka sayur :p). jadi yang bisa saya lakukan adalah berusaha mencernanya walaupun saya tahu saya tidak menyukainya dan berusaha membuka pikiran saya seluas yang saya mampu dengan berkata 'kau tidak bisa memaksakan cara pandangmu kepada orang lain'. kalimat itu menjadi semacam mantra saya disini, berbarengan dengan kalimat 'ini pilihanmu, tidak ada yang memaksamu datang kesini, jadi jalanilah.'.

tiap saya mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan atau bertemu orang-orang yang membuat saya luar biasa kesal, saya mengingat dua kalimat itu dan bagaimana Tuhan sudah mewujudkan mimpi saya ini.

dan sejauh ini saya mendapat dua point penting:
  • hidup di luar negri memberi banyak pelajaran bukan hanya tentang kemandirian, tapi juga tentang bagaimana tetap berpegang pada prinsip hidup.
  • hidup perkuliahan disini bukan tentang seberapa pintarnya dirimu tapi seberapa kuat mental yang kau miliki.
memang semuanya tidak seindah yang saya pikirkan, tapi saya tahu hasilnya pasti setimpal. lagian saya ngga kekurangan pemandangan bule ganteng kok disini.. hahahaha ;P


blog ini memang semacam sesi curhat, jadi tidak ada pengalaman seru yang saya bagi disini. kalau mood saya datang lagi saya akan menceritakan hal-hal seru yang saya alami disini beserta dengan foto-fotonya! cheers! ;)

Rabu, 20 Oktober 2010

My Valentine (a teenlit)

BAB 1 :

Elind & Toko Cokelat

Everybody's Looking for that something

One thing that makes it all complete

You’ll find it in the strangest places

Places you never knew it could be…

(flying without wings by Westlife)

Jam 10 pagi. Suasana di sebuah sekolah bernama SMU Prima Jaya atau biasa disingkat ‘PJ’ terlihat ramai oleh para siswa yang menikmati jam istirahat. Baik ke kantin atau sekedar mengobrol dan bercanda bersama teman-teman. Di antara keramaian itu, terlihat seorang gadis yang menonjol dengan rambut cokelat terangnya.

Sekolah memang memiliki peraturan ketat soal siswa yang mengecat rambut, tapi kalau milik sigadis memang asli! Sejak SD dia sudah sering ditegur gurunya karena mengira ia mengecat rambutnya, padahalkan dia sekalipun tidak pernah mengecat rambutnya…

Oke, balik ke cerita. Gadis yang bernama Elind ini berjalan dengan santai menyusuri lorong sekolah yang penuh dengan siswa. Dia tidak ditemani siapa-siapa. Dia memiliki wajah cantik dengan mata kecoklatan dan tubuh yang mungil.

Ketika Elind baru saja belok menuju lorong jalur kelasnya, sebuah tangan menyentuh pundaknya. Elind serta-merta membalikkan tubuhnya karena kaget. Pada saat ia melihat ‘apa’ yang ada dibelakangnya, yang ternyata adalah seorang cowok tinggi-cakep juga sih!-yang nyengar-nyengir kearah Elind.

“hai!” kata cowok itu.

eh, hai!” dengan heran Elind membalas sapaan si cowok cakep.

“boleh kenalan ngga?” Tanya cowok itu tanpa basa-basi lalu mengulurkan tangannya.

Elind menatap mata cowok itu lalu beralih ke tangannya bergantian.

Heran.

‘gila! mimpi apa sih gue semalam, kok bisa ada cowok cakep-terkenal pula-yang mau kenalan ama gue?’ kata Elind dalam hati.

“boleh sih… tapi ada apa ya?”

“ngga ada apa-apa. Gue cuman mau nambah teman aja kok, boleh kan?!” kata cowok itu dengan tangan yang menggantung menunggu balasan dari tangan Elind. Elind buru-buru menyalami tangan yang dihadapannya.

“nama lo?”

“nama gue Gracey Carmelind Christine, biasanya dipanggil Elind. Kelas 2 IPA 1.”

Doni tersenyum, “gue juga manggil lo Elind ga papa kan?’’

“ga papa sih…” Elind ikut tersenyum, tapi ketahuan banget dipaksanya.

“gue Doni Orvian. Panggil aja Doni. Kelas gue di 3 IPS-1. berarti gue kakak kelas lo dong ya?”

“iya, gue udah tau kok.” Kata Elind mengulum senyum

“Ohya?” Tanya Doni heran

“soalnya lo itu kan kapten klub sepak bola SMU PJ. Nah, waktu SMU kita menang kejuaraan tingkat kota itu nama lo mulai sering dibicarain. Jadi ya… gue juga ikutan tau.” terang Elind panjang lebar.

“he…he…he... jadi malu, berarti kenalannya sepihak aja donk!”

“sebenernya sih ngga. Walaupun gue tau siapa lo, tapi kita kan belum pernah ketemu langsung dan ngobrol. Jadi sama aja dengan ga kenal kan ya?”

“iya juga sih, tapi intinya sekarang kita udah jadi teman, jadi lain kali kalau kita ketemu di suatu tempat gitu, lo jangan sombong ya ma gue?” kata Doni semangat. Elind hanya mengangguk.

“oiya gua cabut dulu ya?! Makasih udah mau jadi teman gue!” Doni menepuk pundak Elind lalu berlari menyusul temannya.

“dasar nih cowok, udah ngajak kenalan duluan, eh malah pergi duluan lagi… ngga papa sih, lumayanlah temenan ama ‘bintangnya’ sekolahan.” kata Elind. Mau?

Elind merasa ada yang mengawasinya sejak tadi. Ia menoleh kesekitar dan hanya melihat beberapa siswa dan siswi yang kebetulan lewat disitu. Tiba-tiba,

“heh!!” terdengar bentakan yang keras dari belakang Elind. Dilihatnya geng Virna, memandangnya dengan tatapan sengit. Geng ini terkenal dengan cewek-cewek tajir yang gayanya selangit dan suka banget cari perhatian. Kerjaan mereka juga gonta-ganti pacar terus.

Nah kali ini incaran Virna itu Doni! Tapi Doninya ngga suka, walaupun begitu ketika Virna menyapa, Doni kan ngga boleh cuek juga, jadi ya… dia respon seadanya. Ternyata ‘respon seadanya’ Doni disalah artikan Virna, dia kira Doni juga ada feeling ama dia! Dasar cewek kege-eran.

Geng Virna yang dianggotai Sesi, Mina, Lara, dan Indy itupun mendekati Elind. Elind yang ngga tau sebab langsung menyapa Virna yang sempat jadi teman sekelasnya waktu kelas 1.

“hai Vir, ada apa nih?” Tanya Elind santai.

“eh Lind, lo mau makan teman ya?!” kata Virna sinis.

“maksud lo?” Tanya Elind

“jangan pura-pura deh lo Lind… tampang lo alim tapi dalamnya busuk!” Virna mendorong bahu Elind.

“gue masih ngga ngerti apa yang lo bicarain, emang selama ini gue ada salah apa sama lo?”

“alah! Ngga usah muna’ deh lo… gue mau dengar! Tadi sebelum gue datang lu ngomong ama siapa?”

“sa, sama Doni…” kata Elind terbata.

“terus lo tau kenapa gue anggap lo salah?” Vira meninggikan suaranya dan membuat semua mata yang ada disitu tertuju pada mereka.

“Lo udah ngedeketin Doni, dan itu kesalahan fatal! Doni milik gue dan lo ingat, apa yang udah jadi milik gue ngga bakal gue kasih ke orang lain! Termasuk elo!” Virna menunjuk wajah Elind. Elind tidak menyangka akan mendapat penyataan salah kayak gitu.

“Vir, dengar ya, gue ngga pernah punya maksud untuk ngedeketin Doni! Dia yang datangin gue”

“bohong!!” pekik Virna, membuat semua orang yang ada disitu makin memusatkan perhatian kearah mereka.

“Vir gue ngga bohong. Suer! Tadi Doni sendiri yang datang, dia bilang mau kenalan ama gue. Cuma pengen jadi teman, ngga lebih!”

Virna masih menatap Elind dengan pandangan marah dan sedikit malu.

“jangan pernah anggap gue, sebagai cewek yang menghamba-hambakan dirinya pada cowok hanya untuk dijadikan kekasihnya! Kalo lo masih ngga percaya datang sendiri ke kelas Doni, Tanya ama dia!” tegas Elind lalu pergi. Ia berjalan menuju kelasnya dengan marah. ‘enak aja Virna nuduh gue kayak gitu. Emang gue ini cewek apaan? Udah gitu dia bikin malu gue didepan orang-orang lagi!’ kata Elind dalam hati. Begitu memasuki kelas, Elind duduk dikursinya dan masih dengan mata marah. Aura marahnya kuat banget…

“oi! Elind, lo kenapa?” Tanya Carina, sahabat Elind.

“Na, tadi gue dilabrak ama si Virna ga tau malu itu! Masa gara-gara Doni ngajak gue kenalan, lantas dia marah. Gue ngga terima donk, ya gue marah balik. Uuhh.. kesel!!” kata Elind sambil mengacak-acak rambutnya.

“tenang Lind, calm down… soal Virna gue ngerti. Tuh anak kurang kasih sayang orangtuanya, makanya kelakuan mines kayak gitu. Udahlah jangan dipikirin. Yang bikin gue penasaran… lo ngapain sampai bisa kenalan ama Doni??” Tanya Carina dengan tatapan penuh harap. Seperti anak anjing minta makan ama majikannya gitu.

Hampir semua cewek suka ama Doni karena tampang cakepnya. Udah gitu ramah lagi. Ngga sok kecakepan gitu.

“hehehe siapa dulu… Elind!” ujar Elind dengan gaya sombong.

“sebenarnya sih Na, gue juga ngga tau kenapa dia mau kenalan ama gue. Tapi Na, setelah gue kenal ternyata Doni itu orangnya ramah ya?”

“iya donk!!”

“sok tau lo…” Eling menjitak pelan kepala Nana.

“Dia ada ngasih nomor hpnya ngga? Atau alamat rumahnya gitu?” Tanya Nana antusias.

“ya ngga lah… masih sebatas kenalan koq. Masa baru aja kenal langsung ngasih alamat rumah, ya aneh donk!”

“itu berarti ada maksud tertentu…” kata Carina o’on.

“nah kan tau sendiri. Sedangkan si Doni ini cuman pengen kenalan aja… ah udahlah ngga usah ngomongin ini lagi.” Kata Elind lalu membalikkan wajahnya dari Nana.

“alah! Lo malu ya?! Jangan bo’ong deh… pasti sekarang mukanya Elind udah kayak kepiting presto…” goda Carina. Dia emang hobi banget godain sahabatnya yang satu ini.

***

Elind memarkir Honda Citynya tepat dibelakang Nissan X-trail milik kakaknya, Dino. Setelah keluar dari mobil Elind berlari kecil masuk ke rumahnya. Buru-buru melepas sepatu dan membiarkannya tergeletak berhamburan begitu saja. Soalnya dia udah lapar banget. Di ruang tengah dilihatnya Dino duduk dengan santai sambil mengutak-atik hpnya.

“eh Din, tumben lo pulang cepet. Biasanya kalo ngga ditelponin ga pulang-pulang.” Kata Elind pada kakak cowok satu-satunya ini.

“yee… gue ngga selamanya gitu lah Lind. Oiya lo udah makan belom? Cepat gih, mumpung makan siangnya belum diberesin mama.”

“iya kakak!” kata Elind, lalu berlari menuju ruang makan, “ma, Elind pulang. Mama masak apaan nih?” Tanya Elind sambil melihat-lihat makanan yang ada di meja makan.

“ini mama ada masak ikan gurame goreng, sambel, ama sayur bening. Pokoknya enak deh!” ujar mama sambil menunujuk makanan yang dibuatnya.

“wah enak nih!” Elind langsung menarik kursi dan duduk. Dilahapnya makanan itu dengan penuh kenikmatan.

“aduh senangnya… enak banget lho ma!” kata Elind setelah menghabiskan seluruh makanan yang tertampung dipiringnya.

“nah sekarang udah kenyangkan? Kita ke ruang tengah yuk, ada yang mau mama omongin.”

Mama Elind menarik tangan Elind lalu membawa anak gadisnya ke ruang tengah dan duduk disebelah Dino.

“ada apa ma?” Tanya Elind.

“gini loh Lind, mama kan ada rencana buat buka toko cokelat. Kamu tahu kan? Nah toko cokelat ini dibuka bareng tante Eri, teman mama. Tapi baru-baru ini ternyata suami tante Eri dipindah tugaskan ke Australi, dan tante Eri mesti ikut…”

“terus hubungannya ama Elind apa ma?”

“sabar donk mbak, orang mama aja belum selesai bicara.” Kata Doni menyelah.

“apaan sih lo?” kata Elind sebel.

“udah, udah.” Mama menenangkan “terus kerjaan di kantor mama juga lagi sibuk. Terus ada pesanan mendadak dari kolega mama diluar negri. Dan mama mesti ngedesign sendiri pesanan pelanggan mama ini. Karena itulah mama pengin kamu bantu mama di toko cokelat ini. Sama Dino juga.”

“oo… gitu, ya bisa aja ma. Asal ngga kebentur ama sekolah dan les Elind aja.” Kata Elind.

“ya ngga lah sayang. Kamu ke sana itu ngga full seharian jaga toko kok. Udah ada dua pegawai yang bakal gantian jaga toko itu. Kamu ama kakakmu itu tugasnya buat memanage pegawai dan mengawasi toko. Datangnya gantian aja… ada anaknya tante Eri bantuin kok.” Terang mamanya.

“begitu… terus datangnya tiap hari atau akhir minggu aja?” Tanya Elind.

“terserah kamu. Tapi kalau bisa sih setiap dua hari sekali atau datangnya tiap hari tapi gantian.” ujar mama Elind.

“Elind bisa ma, eh Din kok lo dari tadi diem aja?”

“Dino udah duluan tau lind. Tadi mama suruh dia pulang cepat buat ngomongin ini. Sekalian juga nanti kita bareng tante Eri ke toko itu buat liat-liat.” Jawab mama Elind

“ya deh ma. Jam berapa?”

“jam setengah tiga.” Kali ini Dino yang jawab. Elind jadi heran, dari tadi orang yang jawab pertanyaannya selalu bukan yang ditanyain.

“kamu siap-siap dulu deh sayang. Udah jam 2 lewat tuh.” Pinta mama Elind.

“oke ma!” Elind langsung menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

***

ini dia chapter pertama dari My Valentine. hehe. what do you think, guys?

sebuah kisah tentang menulis dan teenlit

konnichiwa! ^^

sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali saya mengepost entri diblog ini. kemana saja saya? (seakan ada yang bertanya :p) sebenarnya sih tidak kemana-mana. hanya saja inspirasi untuk menulis apapun tidak pernah muncul. maka, saya memutuskan untuk mengepost cerita saya saja disini. hehe.

waktu saya smp dan mulai membaca novel-novel teenlit yang notabene berisi cerita cinta anak sekolahan (sebagian besar anak sma), mulai tersebesit dibenak saya untuk membuat cerita seperti itu juga. keinginan untuk menulis itupun muncul. dan teman-teman pasti tahu, menulis itu pekerjaan (atau hobi) yang sama sekali tidak membutuhkan peralatan yang mahal. seorang anak berumur 11 tahunpun bisa melakukannya.

hanya memerlukan pensil dan buku.

juga ide, tentu saja.

dan bicara soal ide, saat itu saya tidak terlalu memikirkan tentang plot cerita yang saya buat (yaiyalah, arti kata 'plot' aja saya belum tauu.. :D). saya hanya menulis apa yang ada dikepala saya, tidak peduli apakah kata yang saya gunakan sudah benar, atau karakter yang saya buat itu masuk akal atau tidak. yang ada dipikiran saya saat itu hanyalah, saya ingin membuat cerita seperti teenlit-teenlit yang amat saya gemari itu. sebut saja dealova, me versus highheels, fairish, mates dates series, sisterhood and the travelling pants, dan banyak lagi..

dan saat itu saya benar-benar menyukainya.

teenlit yang pertama kali saya buat berjudul 'My Valentine' terinspirasi saat saya mendengar lagu yang berjudul sama (agak norak memang, hehe). maka, saya mengambil buku paling cantik yang saya punya (yang bergambar boneka kelinci, berwarna putih-pink seta ada tulisan koreanya) dan mulai menulis disitu.

2-3 lembar pertama saya tulis pada hari pertama, saya menulisnya disekolah saat baru saja naik kelas dua smp. yang menyenangkan saat itu adalah... teman-teman saya disekolah mau membaca cerita itu dan beberapa dari merekapun menulis. sama seperti saya. :D

dan kamipun saling membaca. saling membagi ide. dan tentu saja bagian yang paling menyenangkan adalah, saling memuji. ternyata mendengar orang berkata mereka menyukai karya kita memberi kepuasan yang benar-benar berbeda! ;)

disela-sela belajar disekolah saya terus menulis cerita itu. walau hanya beberapa baris kalimat atau paragraf yang ditambah. dan sampai saya naik kelas tiga smp novel itu tidak lebih dari tiga puluh halaman. disaat bersamaan saya mulai membuat cerita baru lagi, judulnya PIECE Room. bercerita tentang agen mak comblang yang dibentuk secara rahasia disekolah. itupun belum tamat sampai sekarang... hehe

saat saya akan lulus smp, saya diberikan laptop dan hal pertama yang terbesit dikepala saya (selain menginstall mirc pada laptop itu -.-) adalah 'memindahkan' My Valentine dan PIECE Room kedalam laptop. berharap dengan adanya media yang lebih mendukung, cerita itu akan segera tamat.

tapi yahh fakta berbicara lain. sampai sekarang, 5 setengah tahun setelah saya mulai menulis My Valentine dan PIECE Room, cerita itu belum juga tamat. bahkan terlupakan oleh cerita-cerita yang lain. karena jujur saja, saat melihat cerita-cerita itu saya sering kali hanya menertawai gaya menulis saya dulu. hehe.

tapi dengan segenap keberanian kecil yang saya miliki, saya ingin mengepost chapter pertama dari cerita itu disini. sebelumnya saya minta maaf karena saya yakin sekali, cerita ini BANYAK sekali kekurangannya. narasinyapun buruk sekali . tapi mohon dimaafkan ya, yang menulis itu hanyalah seorang anak berumur 11-13 tahun yang sama sekali tidak berpengalaman dan hanya terobsesi menjadi penulis (buat saja excuse semaumu, annie) hehe

soo.. inilah dia..



Rabu, 28 Juli 2010

The Man Who Can't be Moved

waktu karaokean dihappup bareng temen-temen saya beberapa minggu lalu, saya nemuin sebuah lagu yang sampai sekarang lirik dan nadanya ngga pernah lepas dari kepala saya.. lagu itu seperti hantu yang terus membayang-bayangi saya kemanapun saya pergi (eaa -_-")

judulnya 'The Man Who Can't Be Moved' dari The Script


liriknya begini...

Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying, "If you see this girl can you tell her where I am?"

Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you?

'cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving

Policeman says, "Son you can't stay here"
I said, "There's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year"
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go

'cause If one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving,
I'm not moving, I'm not moving

People talk about the guy that's waiting on a girl
There are no holes in his shoes but a big hole in his world

Maybe I'll get famous as the man who can't be moved
Maybe you wont mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
'cause you'll know it's just for you
I'm the man who can't be moved


Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move...

well, pertama baca liriknya (dilayar tivi tempat karaokean) komentar saya cuma begini sama Bella, teman saya yg milih lagu itu, "eh liriknya bagus ya?" yg langsung diiyakan sama teman saya itu. setelah itu lagu tersebut ngga terlalu membayangi saya lagi, saya cuma udah ngingetin diri begitu pulang kerumah harus cari lagu itu digoogle. begitu dapat dan saya puter lagu itu di itunes (sambil melototin liriknya) barulah saya sedikit tertegun sendiri sambil mikir,

"berapa banyak orang didunia ini yang bernasib sama seperti ini?"

yaah memang tidak sama persis sih, ngga sampai harus tidur dipinggir jalan sambil nunggu orang yang (amat) dia cintai kembali. pertanyaan saya ini lebih kepada, berapa banyak orang yang didunia ini yang masih terus mengharapkan seseorang yang dalam kenyataannya bisa dibilang sudah tidak bisa ia jangkau lagi.

berapa banyak lelaki atau wanita yang masih terus mencintai orang yang sama sejak 5 atau 10 atau bahkan 20 tahun yang lalu?

berapa banyak yang sudah berpisah tapi tidak bisa moved on dari masa lalunya?

dan terlebih, berapa banyak yang masih belum sanggup melupakan orang sudah terlampau lama mereka cintai tapi tidak pernah berani mereka gapai?

berapa banyak?

mungkin ada suatu fase tertentu dimana kita bisa saja berpikir hampir sama seperti pria dilagu ini. merasa sudah tidak bisa lagi mencintai orang lain seperti kita mencintai 'dia', hingga memutuskan untuk menunggu dan menunggu dan menunggu saat dimana 'dia' yang selalu kita harapkan itu kembali.

tapi yang menjadi pertanyaan adalah... benar-benar berhargakah penantian kita itu? is that he or she worth it?

pernahkah kita berpikir bahwa moved on itu juga sebenarnya tidak 'seberat' yang kita pikirkan?

well, jawabannya ada dihati pribadi itu masing-masing :')



tapi yang pasti lagu itu benar-benar memikat hati saya, dan memberi inspirasi untuk menulis postingan berikutnya... hehe


Minggu, 11 Juli 2010

awal mula ketercanduan saya pada buku..

untuk posting pertama blog saya ini saya ingin membagi kepada teman-teman tentang awal ketertarikan saya pada buku.

kenapa buku? karena kalau ditanya oleh orang lain tentang hal apa yg pertama kali saya sukai dan sampai sekarang ngga pernah bosan saya sukai tentu saja dengan mantap saya akan menjawab : buku!

buku... saya pertama kali jatuh cinta pada tumpukan kertas yang berisi tulisan dan gambar-gambar itu saat umur (kalau ngga salah) 3-4 tahun. saat itu saya ingat sekali dibelikan oleh bapak saya sebuah buku ensiklopedia tentang hewan-hewan malam. bukunya gede kayak menu makanan, dan gambarnya besar-besar. waktu itu walaupun masih kecil tapi saya ingat sekali betapa excitednya saya menerima buku itu. dan karena saya belum bisa membaca, maka saya selalu meminta kakak-kakak saya untuk membacakan buku itu (berulang-ulang). dan sepertinya sekarang saya bisa membayangkan betapa bosannya mereka -_-" haha

setelah sekian lama, saking sering saya minta dibacakan oleh kakak-kakak saya, sampai hapal isi buku itu kata-perkatanya. jadi walaupun waktu itu saya belum bisa baca, tapi lumayan bisa gaya-gayaan depan orang dengan berlagak bisa membaca kalimat demi kalimat dalam buku itu (dasaar.. --"). oya, saya lupa bilang. saya tidak berasal dari keluarga yang terlalu suka baca buku. ada sih bapak saya, tapi bacaannya terlalu berbeda untuk saya pada saat itu (sampai sekarang sih, hehe) dan kakak-kakak saya paling ngga betah yang namanya baca novel, bawaannya pengen langsung baca halaman terakhirnya aja. haha. jadi hobi saya ini sering diledek sama mereka-sama kakak2 saya maksudnya. (ga tau kenapa sih) -.-

jadi beberapa saat setelah itu, saya juga ngga tau karena apa, tapi saya dibelikan komik pertama saya, Monika dan kawan-kawan (Mauricio).


karena waktu itu saya belum masuk sekolah, maka (kembali lagi) kakak-kakak saya yang membacakannya.. kasian mereka, haha
sejak melihat kisah monika, jimmy lima, dekil, meggy, dan lain-lain saya langsung tertarik dan minta dibelikan lagi bulan selanjutnya. dan dimulailah kecanduan saya pada komik/manga yang belum juga sembuh sampai sekarang :D

saat masuk sd (waktu itu umur saya sudah hampir 5 tahun) dan diajarkan membaca saya tau kalau sudah bisa membaca maka saya sudah ngga perlu lagi minta dibacain sama kakak. saya jadi semangat belajar dan ngga lama setelah itu akhirnya saya sudah bisa membaca buku sendiri... ^o^

selama bertahun-tahun setelah itu saya mulai mengenal komik lain dan mengoleksinya. dan entah kenapa dari kecil saya udah ngerasa satu hal yg bisa membuat saya tertarik sampai seperti ini hanya buku (dan itu masih terus berlaku sampai sekarang). hehe mulai dari Monika, Doraemon, Kobo-chan, chibi maruko-chan, crayon shinchan, sampai detective conan. karena dulu waktu saya tinggal dimalinau belum ada toko buku (hanya ada penjual majalah) maka saya biasanya beli buku ditarakan. nama Toko Bukunya 'Karya Anda'. toko bukunya ngga begitu besar tapi saya senang banget karena koleksi komiknya lengkap dan ada dirak pertama paling depan (Y). saya tinggal dimalinau selama tiga tahun, dan selama tiga tahun itu pula saya berlangganan disana. sampai pak haji yg punya toko kenal lho, hehe *malu

dan pertama kali saya menyukai novel waktu umur 8 tahun. novel pertama saya itu The Witches karya Roald Dahl. ada yang suka juga ngga? ;)

untuk pertama kalinya saya suka baca jenis buku yang notabene dikuasai oleh tulisan dan amat minim gambar. sejak itu saya mulai mencari novel lain Roald Dahl, lalu berlanjut dengan novel-novel yang lain.

dan bermula dari sebuah novel bersampul merah muda dengan ilustrasi seorang penyihir saya menjadi seorang pecinta fiksi sampai sekarang... :')


back again...

setelah lebih dari setahun ngga pernah nengok ini blog (gara-gara lupa password :p) akhirnya saya kembali lagi.. haha walaupun account yg lama saya hapus dan diganti dengan ini ^^

jadi bingung apa yang mau ditulis.. hhm.. yang pasti saya suka banget sebenarnya baca blog orang dan pengen bisa buat blog seperti mereka juga. tapi apalah daya, sudah dua kali saya buat blog dan selalu berakhir naas.. --" saya juga sebenarnya masih sedikit awam tentang urusan blog-mengeblog, :)

blog ini akan saya isi dengan pengalaman saya dan juga hal-hal yang menjadi ketertarikan saya, seperti buku, atau writing stuff, atau silap mata, atau film, atau apalah lagi yang lainnya.. :D

semoga kita semua bisa saling berbagi,
ciao!